Dalam pergerakan, sering kali sajak tidak hanya menjadi alat pencatat sejarah gerakan, melainkan juga sebagai bahan bakar (pembakar semangat), dan juga penerjemahan ide. Sehubungan dengan ide, atau ideologi, ditemukan dalam sajak Wiji Thukul yang berhubungan dengan ide reforma agraria (land reform). Beberapa kutipannya adalah; tanah mestinya di bagi-bagi (Tanah), kami rumput butuh tanah (Nyanyian Akar Rumput). Menurut saya ini luar biasa.
Tahun 1960, semasa kepemimpinan Bung Karno, Indonesia telah berhasil merumuskan sebuah Undang- undang yang luar biasa berkaitan dengan Reforma Agraria, yaitu Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan UUPA 1960. Penetapan UUPA dapat dipandang sebagai tonggak sejarah paling penting dalam sejarah agraria di Indonesia. (www.kpa.or.id)
Dilihat dari sudut pandang Pancasila sebagai dasar negara (ingat lagu Garuda Pancasila? – Pancasila Dasar Negara...), UUPA 1960 merupakan salah satu produk hukum yang benar – benar dijiwai oleh roh Pancasila. Penjelasan sederhananya adalah; Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dapat terwujud apabila adanya keadilan dalam hal kepemilikan tanah. Hal ini juga sejalan dengan visi negara agraris dan keberpihakan negara kepada kaum tani.
Ide yang sangat radikal. Ditetapkan oleh Soekarno, dengan persetujuan DPRGR, saat itu ide ini didukung dan diterjemahkan di lapangan oleh kader Partai Komunis Indonesia dan Partai Nasional Indonesia sebagai barisan pendukung Soekarno. Banyak pihak yang merasa dirugikan. Terutama para tuan tanah, dimana di sebagian besar wilayah jawa, tanah dikuasai oleh kaum ningrat, borjuis dan kyai.
Maka tidak heran – hingga kini – apabila ada penyeru dan aktivis gerakan yang meneriakkan ide reforma agraria, maka disitu pula muncul aroma radikal, kiri, bahkan komunisme. Apalagi bagi orde baru, yang mengidap ‘kiriphobia’.
Wiji Thukul adalah salah satu penyeru ide Reforma Agraria. Menjadi logis ketika dia hilang semasa orde baru. Berikut beberapa sajaknya.
Tanah
tanah mestinya di bagi-bagi
jika cuma segelintir orang
yang menguasai
bagaimana hari esok kamu tani
tanah mestinya ditanami
sebab hidup tidak hanya hari ini
jika sawah diratakan
rimbun semak pohon dirubuhkan
apa yang kita harap
dari cerobong asap besi
hari ini aku mimpi buruk lagi
seekor burung kecil menanti induknya
di dalam sarangnya yang gemeretak
dimakan sapi.
1989-solo
Nyanyian Akar Rumput
jalan raya dilebarkan
kami terusir
mendirikan kampung
digusur
kami pindah-pindah
menempel di tembok-tembok
dicabut
terbuang
kami rumput
butuh tanah
dengar!
Ayo gabung ke kami
Biar jadi mimpi buruk presiden!
juli 1988
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Untuk saran bahkan cacian...