Pada tanggal 26 Maret 2012 Asteya Graha sukses menggelar Recital kelulusan dari Institut Musik Daya Indonesia, bertempat di Teater Salihara Pasar Minggu Jakarta Selatan. Minimnya catatan tertulis tentang Asteya Graha mendorong saya untuk mencatat kembali sedikit perjalanan bermusiknya. Menyesal tak bisa hadir dalam recital kelulusannya. Berikut beberapa kutipan yang saya ambil dari booklet recital-nya, dengan sedikit editing.
Asteya Graha lahir di Surakarta, 21 April 1982. Asteya mulai aktif bermusik sejak duduk di bangku taman kanak-kanak, dengan aktif bermain instrumen Marching Bell di dalam Marching Band Taman Kanak-Kanak. Pada usia 8 tahun Asteya belajar Keyboard secara otodidak yang lalu dilanjuti dengan kursus Electone di Tamaha pada usia 12 tahun, dan mulai belajar Gitar dengan kakaknya yang juga didalaminya secara otodidak.
Pada tahun 2003 Asteya mulai belajar Gitar dengan Koko Harsoe dan pada tahun berikutnya belajar Gitar Klasik di Yamaha. Juga pada saat bersamaan Asteya membentuk Trio Selasa Kliwon ( Gitar, Ketipung dan Ukulele ). Asteya dengan Trio Selasa Kliwon pentas dalam beberapa pargelaran, seperti Teater Perempuan se-Bali pada tahun 2005, Musik Kontemporer di Art Centre Denpasar dan Ubud Writers & Readers juga ditahun yang sama.
Pada tahun 2006 Asteya ikut berpartisipasi dalam The New Generation Mezzo Jazz Award, sebuah acara yang diselenggarakan oleh Luluk Purwanto dan Rene Van Helsdingen. Pada tahun 2007 Asteya mulai belajar di Institut Musik Daya Indonesia dengan Instrumen Major Gitar dibawah bimbingan Nikita Jeffrey Dompas, Dionysius Aria Janapria dan Ganggeng Yudana.
Asteya juga telah mengikuti beberapa workshop yang dibawakan oleh musisi – musisi internasional dan Indonesia, seperti: Maurice Rugebregt, John Hondrop, Nial Djuliarso, Masako Hamamura, Iwan Tanzil, Iwan Hasan, Boi Akih, Nikita Jeffrey Dompas, Julian Abraham Marantika, Titi Handayani Sjuman, Yudo Nugroho Doni Sundjoyo, Sandy Winarta, Philippe Ciminato, Dionysius Aria Janapria, Veronica Nunn, Tjut Nyak Deviana Daudsjah, Mike Del Ferro, Karoline Hofler dan Beatrice Graf.
Sejak tahun 2009 Asteya aktif mengajar Gitar Pop di Yamaha Music School. Pada tahun 2011 sempat bergabung dalam Kwartet Kamar Pitu. Dedikasinya dalam Pendidikan Musik mengantarkannya untuk terlibat dalam program standarisasi pendidikan musik Indonesia dan kini Asteya menjadi sekretaris Lembaga Sertifikasi Kompetensi Musik Nasional. Juga menjadi anggota dari Tim Nasional yang menyusun handbook untuk pelajaran musik yang difasilitasi oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Seperti yang dikatakan oleh Plato 500 tahun sebelum Masehi: Music is the most important part of Education. Indonesia membutuhkan banyak pekerja seni muda dan pendidik yang berdedikasi, kreatif, bertanggungjawab dan mempunyai komitmen. Pada saat yang bersamaan Asteya Graha telah memulai upayanya mengubah arah Pendidikan Pertunjukan Musik di Indonesia.
Asteya Graha lahir di Surakarta, 21 April 1982. Asteya mulai aktif bermusik sejak duduk di bangku taman kanak-kanak, dengan aktif bermain instrumen Marching Bell di dalam Marching Band Taman Kanak-Kanak. Pada usia 8 tahun Asteya belajar Keyboard secara otodidak yang lalu dilanjuti dengan kursus Electone di Tamaha pada usia 12 tahun, dan mulai belajar Gitar dengan kakaknya yang juga didalaminya secara otodidak.
Pada tahun 2003 Asteya mulai belajar Gitar dengan Koko Harsoe dan pada tahun berikutnya belajar Gitar Klasik di Yamaha. Juga pada saat bersamaan Asteya membentuk Trio Selasa Kliwon ( Gitar, Ketipung dan Ukulele ). Asteya dengan Trio Selasa Kliwon pentas dalam beberapa pargelaran, seperti Teater Perempuan se-Bali pada tahun 2005, Musik Kontemporer di Art Centre Denpasar dan Ubud Writers & Readers juga ditahun yang sama.
Pada tahun 2006 Asteya ikut berpartisipasi dalam The New Generation Mezzo Jazz Award, sebuah acara yang diselenggarakan oleh Luluk Purwanto dan Rene Van Helsdingen. Pada tahun 2007 Asteya mulai belajar di Institut Musik Daya Indonesia dengan Instrumen Major Gitar dibawah bimbingan Nikita Jeffrey Dompas, Dionysius Aria Janapria dan Ganggeng Yudana.
Asteya juga telah mengikuti beberapa workshop yang dibawakan oleh musisi – musisi internasional dan Indonesia, seperti: Maurice Rugebregt, John Hondrop, Nial Djuliarso, Masako Hamamura, Iwan Tanzil, Iwan Hasan, Boi Akih, Nikita Jeffrey Dompas, Julian Abraham Marantika, Titi Handayani Sjuman, Yudo Nugroho Doni Sundjoyo, Sandy Winarta, Philippe Ciminato, Dionysius Aria Janapria, Veronica Nunn, Tjut Nyak Deviana Daudsjah, Mike Del Ferro, Karoline Hofler dan Beatrice Graf.
Sejak tahun 2009 Asteya aktif mengajar Gitar Pop di Yamaha Music School. Pada tahun 2011 sempat bergabung dalam Kwartet Kamar Pitu. Dedikasinya dalam Pendidikan Musik mengantarkannya untuk terlibat dalam program standarisasi pendidikan musik Indonesia dan kini Asteya menjadi sekretaris Lembaga Sertifikasi Kompetensi Musik Nasional. Juga menjadi anggota dari Tim Nasional yang menyusun handbook untuk pelajaran musik yang difasilitasi oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Seperti yang dikatakan oleh Plato 500 tahun sebelum Masehi: Music is the most important part of Education. Indonesia membutuhkan banyak pekerja seni muda dan pendidik yang berdedikasi, kreatif, bertanggungjawab dan mempunyai komitmen. Pada saat yang bersamaan Asteya Graha telah memulai upayanya mengubah arah Pendidikan Pertunjukan Musik di Indonesia.
Lampaui mimpimu!!!