Sabtu, 07 Februari 2009

PUISI API 2

kemana perginya para dewa

laut merayap naik kepinggiran daratan
dan terus merayap kekota
dan semakin meluas menenggelamkan hutan
kini lidah air terdepan jilati kaki kaki gunung

angin besar yang selama ini sembunyi entah dimana
ikut muncul tiba tiba dari segala arah berputar terus berputar
angkat rumah angkat gedung cabuti pondasi
cabuti akar akar pohon beringin
yang terlanjur cengkeram hati-pikir manusia

dan kemanakah perginya para dewa?
atau mereka hanya memikirkan bangsa dewa?
(seorang ksatria akan lahir dan selamatkan semua kasta)
:karena selalu ada pahlawan disetiap jamannya


puisi mimpi satu babak

malam kemarin dia datang
lewat mimpi satu babak
sebagai kawan tawarkan damai
lupakan perang sembilan delapan

lewat mimpi kau sampaikan
dunia terlalu tenang
terlalu damai dan bosan
kita butuh perubahan cepat !

malam ini melalui puisi kujawab
dunia terlalu tenang memang
kita butuh pengertian
untuk perubahan perlu persiapan
bukan perang

siapkan senjata kawan
pupuk pengertian
pemahaman dasar
untuk perubahan
cepat !!!

ketika lampu kereta mati

untung kereta berhenti
jadi kami bisa lihat sawah merekah
terbayang lampu senthir
depan gubuk sumpek tanpa halaman

untung kereta berhenti
karena aliran angin luar gerbong ikut berhenti
jadi kami bisa kenal masing masing bau
dan sadari nafas kami nafas orang orang kalah

untung kereta berhenti
jadi kami bisa lihat surga dibalik jendela
dan bersama jebol belenggu dinding gerbong
tinggalkan bau kami bau orang orang kalah
kepada sawah yang merekah

hingga kereta mulai jalan kembali
kami harus pulang
lampu masih mati saat peluit loko bernyanyi

cirebon – semarang, mei 2002

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Untuk saran bahkan cacian...