Sabtu, 07 Februari 2009

PUISI API

puisi api adalah puisi yang berangkat dari carut marut serta harapan akan bangsa ini, merupakan rangkuman perjalanan saat pergerakan pasca reformasi.

beberapa puisi dibuat saat aksi bersama kawan-kawan gerakan mahasiswa nasional indonesia.

dimanapun kalian berada, semoga tetap bergerak..



mei beberapa tahun lalu, jakarta – solo
api dan setan
setan dan api
saling bakar
terbakar
nafsu

merdeka ?

dibawah bendera kita
aku diam lama
satu tesa baru setelah antitesa
dan sintesa
aku dikhianati
( kepalaku berat )
: setelah dua botol ini aku berhenti

27 juli megawati !
usut tuntas
bukan membalas
demi keadilan
biarkan pengorbanan kami
tidak sia sia

pada sebuah titik
antara nurani dan materi
pada sebuah titik dan berhenti
inikah realitas hidup
(kepada merah putih?)
demi perut sendiri
dan birahi nista
cukup !!!
beku hatimu
kubakar dengan otakku !!!

jakarta. 20 feb 2002

mantra jakarta 02022002

butir anyir hampir mengalir terusir banjir air getir mengalir bulir bulir
menyembur kubur hancur bercampur lumpur gembur menggempur kasur lumpur
coklat pekat merambat cepat jerat pejabat telat rakyat sekarat bangsat !


profesionalismeunafik

satu kumpulan rakyat
berteriak hebat
nekat berkeringat
bubarkan ini
turunkan situ
berjalan berombong rombongan
untuk kemudian terima bayaran
usai tuntas pekerjaan
: ketika perut sudah menuntut, hati nurani peduli tai

untuk istri pak lurah kami

sabar bu..
ini masih lurah
belum presiden
karna kalau presiden
ibu yang repot
bukan ibu presiden !!!

(kkn, feb 2001)

kepada bulan, demi anakku

untuk malam ini saja
sembunyikan dirimu
cari awan terhitam
agar malam ini pekat benar gelapnya
dan rencana panjang kami aman
(tiga belas juta tunai, satu televisi 21 inch, seperangkat komputer, 45 gram emas 18 karat, satu sepeda motor dan empat boneka teletubbies lengkap!!!)

semarang, februari 2002

hari ini cinta, besok belum tentu

hari ini cinta, besok belum tentu
mengapa harus cinta
tidak ada yang abadi, mas !
kalau pohon beringin bisa tumbang
apalagi cinta !

(aksi pembubaran golkar, 2001)

madiun hitam ‘48

terang matahari kresek memaksaku pindah
di bawah bayang patung pembantaian
mematung terpekur dalam hitam
hitam sejarah yang tidak boleh terulang
sebuah perlawanan tanpa perhitungan
adalah fatal !!!
(dan seekor merpati merah hinggap di ujung gobangnya…)

madiun, juni 2002

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Untuk saran bahkan cacian...