Rabu, 15 Februari 2012

AMING DAN BUNG KARNO






Beberapa hari ini saya merasa pekerjaan seakan tak kunjung habis. Selesai ini, datang yang itu, selesai itu datang yang inu. Bertubi -tubi. Mulai lelah jiwa dan raga. Dalam perjalanan dan pekerjaan memang sering kali kebosanan menjadikan kita semakin terpuruk tanpa kreatifitas. Menurut saya, kreatifitas berhubungan erat dengan daya imajinasi. Dan bila daya imajinasi mati, matilah kita sebagai manusia (cogito ergo sum). Ada saat dimana saya merasa lelah dan buntu dengan pekerjaan. Hilang semangat tak ada gairah kerja dan malas untuk bertindak.

Namun semuanya berhenti di hari ini. Hari ini saya tercerahkan melalui sebuah rentetan peristiwa sederhana.

Hari ini, seusai rakor kabupaten yang berdurasi sangat panjang kali lebar sama dengan luas, saat berhenti dilampu merah, saya melihat seorang ibu tua bersepeda membawa tumpukan kardus bekas, berkeringat mengayuh sepedanya menerobos lampu merah.
--- sampai disini masih biasa


Kemudian saat di SPBU, dari mobil sebelah saya terdengar dendang lagu Katon Bagaswaras (baca: Bagaskara) yang menyanyikan lagu KLA. Kurang lebih begini; "..Bekerja dengan cinta bagai Sang Pencipta membentuk citra insaninya..." Penggalan ini adalah kutipan dari puisi milik Kahlil Gibran. Dan Gibran adalah sumber kutipan utama semasa SMA dikala kasmaran.
--- sampai disini masih juga biasa

Saya kemudian melanjutkan perjalanan, sambil mengingat lanjutan lagu KLA tadi. Didepan sebuah salon saya melihat banci krosjender. 2 orang. Dandanannya mengingatkan saya pada Aming. Heboh. Rumbai - rumbai warna-warni. Di kabupaten kecil begini kok ada yang begitu heboh ya?
--- (meski heboh) masih saja biasa


Nah, sambil menunggu istri pulang kerja saya mampir ke warnet, googling kutipan Bung Karno dan tiba - tiba mendapatkan ini :
Yang mau hidup harus makan, yang dimakan hasil kerja, jika tidak bekerja tidak makan, jika tidak makan pasti mati. Inilah undang-undangnya dunia, inilah undang-undangnya hidup, mau tidak mau semua makhluk harus menerima undang2 ini. Terimalah undang2 itu dengan jiwa yang besar dan merdeka, jiwa yang tidak menengadah melainkan kepada Tuhan.

(Coba baca sekali lagi, dengan gaya Bung Karno seperti foto diatas dan suara yang agak diberat - beratkan serta aksen jadul yang khas namun penuh wibawa.)

Dan sampai disini saya merasa perjalanan siang ini luar biasa. Mengapa? Gusti ora sare. Tuhan tidak tidur. Karena tidak tidur, maka Tuhan mendengar, bahkan Maha mendengar. Bahkan bagi orang yang jarang menengadah kepadaNYA sekalipun (seperti saya.. he..he..) Dikala saya lelah dan bosan karena bekerja, saya diingatkan melalui banyak hal. Ibu tua yang mengayuh sepeda, lagu KLA yang ngutip syair Gibran dan kutipan Founding Father kita. Hebat kan?




Lalu apa hubungannya dengan Aming???

Begini ceritanya. Tahun 2007. Saat itu saya nonton Soundrenaline di areal GWK Bali bersama pacar saya yang terakhir (dan kini menjadi istri serta calon ibu dari anak saya). Band yang tampil banyak, ada PAS, GIGI, SID dan banyak lagi. MCnya banyak juga, tapi yang saya ingat Tora dan Aming. Waktu itu, di sela-sela pergantian Band penampil, Aming teriak ke crowd (baca: penonton) : " MAU DUIIT? ADA YANG MAU DUIT??" Penonton yang rata-rata adalah mahasiswa dan kaum muda nan belum sukses menjawab lantang: "MAAUUU...". Dan Aming enteng menjawab balik, " KERRJAAAA!!!!"

_______________________________________________________________________



1 komentar:

Untuk saran bahkan cacian...